Candi Jolotundo atau yang lebih dikenal sebagai Petirtaan Jolotundo, adalah tempat pemandian yang digunakan oleh Raja Airlangga.
Berlokasi di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (dpl), situs sejarah ini sekarang menjadi destinasi wisata yang cukup populer di Mojokerto.
Dikatakan kalau mandi di tempat wisata pemandian Jolotundo memiliki banyak khasiat, bahkan dipercaya membuat seseorang awet muda.
Jika tertarik mengunjungi destinasi wisata di Jawa Timur ini, mari simak ulasannya berikut.
Petirtaan Jolotundo dianggap sebagai salah satu petirtaan atau tempat mandi tertua di Jawa Timur.
Hal ini didasarkan pada pahatan angka tahun bertuliskan 899 Saka atau 977 M di bagian belakang bangunannya.
Sedangkan relief dan lempengan yang bertuliskan Dewi Isna dan Agni menjelaskan kalau candi ini bercorak Hindu.
Dulunya, Petirtaan Jolotundo merupakan pancuran yang dikelilingi oleh delapan buah puncak yang lebih rendah, sebuah replika dari Mahameru.
Konon, air yang keluar dari mata air di sini adalah amerta yang seolah-olah keluar dari Mahameru.
Amerta sendiri adalah air yang berguna dalam kehidupan manusia dan juga para dewa.
Menurut beberapa sumber lain, pendiriannya dikaitkan dengan Airlangga dan ayahnya, Raja Udayana, dari Kerajaan Bedahulu, Bali.
Candi Jolotundo merupakan wujud kebahagiaan Raja Udayana menyambut kelahiran Airlangga yang kelak menjadi pendiri Kerajaan Kahuripan.
Seperti namanya, tempat wisata pemandian Jolotundo dikunjungi oleh mereka yang ingin mandi atau sekadar membasuh tubuh mereka.
Terlepas dari berbagai khasiat yang konon akan didapatkan, air di Candi Jolotundo sendiri cukup jernih.
Jadi, jangan heran kalau banyak orang yang meminum airnya, atau bahkan membawanya dengan botol untuk diminum di rumah.
Kesegaran dari air tersebut memang tak perlu diragukan lagi, karena wilayah candi yang berada di lereng Gunung Penanggungan.
Di dalam candi, terdapat dua kolam yang terpisahkan oleh dinding batu, di mana salah satunya berisi ikan-ikan besar.
Selain mandi, kamu juga bisa melihat dan menelusuri keindahan bangunan Candi Jolotundo Mojokerto dari berbagai sisi.
Keindahan arsitektur bangunan berpadu dengan pahatan-pahatan indah di batunya, sangat menarik jika dilihat dari dekat.
Saat langit cerah, kamu bisa melihat keindahan alam sekitar Bukit Bekel dengan sempurna.
Kamu juga dapat bersantai dan berfoto di taman yang ada di dalam kompleks bangunan Candi Jolotundo Mojokerto.
Sekadar informasi, candi akan dihadiri oleh banyak pengunjung saat Malam Satu Suro.
Pengunjung kebanyakan adalah warga Bali dan masyarakat Hindu dari daerah lainnya.
Mereka datang ke candi ini untuk melakukan ritual dan mensucikan diri di mata air candi.
Candi Jolotundo Mojokerto terletak di Area Hutan Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Akses jalannya mudah dan cukup bagus, bagi kamu yang tidak hafal lokasi tepatnya maka bisa memanfaatkan Google Maps.
Namun jaraknya dari pusat kota Mojokerto cukup jauh, yaitu sekitar 30 km dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam.
Sedangkan dari Surabaya, dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai ke lokasi.
Untuk bisa menikmati keindahan Candi Jolotundo, kamu akan dikenai tarif masuk yang sangat terjangkau di kantong.
Namun, ada perbedaan harga tiket antara anak-anak dengan orang dewasa.
Harga Tiket Masuk Candi Jolotundo | |
---|---|
Anak-anak | Rp7.500 |
Dewasa | Rp10.000 |
Objek wisata pemandian Jolotundo Mojokerto sendiri buka setiap hari tanpa jam operasional khusus, alias 24 jam.
Untuk kegiatan wisata, disarankan datang saat siang ketika cuaca sedang cerah, agar bisa sekaligus melihat pemandangan sekitar.
Ini karena saat malam hari area sekitar candi biasa digunakan untuk kegiatan ritual.