Di sudut utara Indonesia terhampar Taman Nasional Bunaken, destinasi memukau yang menyuguhkan keindahan alam bawah laut yang tidak tertandingi.Â
Berlokasi di lepas laut Manado, Taman Laut Bunaken menjadi rumah bagi ratusan jenis terumbu karang dan satwa laut yang cantik.
Sebagai kawasan konservasi seluas 79.056 hektare, sekitar 97% dari total areanya merupakan ekosistem laut.
Daratannya sendiri hanya 3%, yang terdiri dari lima pulau yang saling berdekatan, termasuk Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Mantehage, Pulau Naen, dan Pulau Siladen.Â
Menjadi surga bagi para pecinta alam bawah laut, Taman Bunaken menawarkan pengalaman diving dan snorkeling yang luar biasa.
Â
Berwisata ke Taman Laut Bunaken dapat dilakukan dengan cara yang cukup sederhana.Â
Apabila wisatawan memilih transportasi udara dan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, maka tinggal lanjutkan perjalanan ke Teluk Manado.
Jaraknya sendiri sekitar 16 km, dengan estimasi waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan taksi menuju Blue Banter Marina & Dive Center.
Bagi wisatawan yang memilih transportasi laut, opsi akomodasi cepat tapi mahal adalah menggunakan speedboat.Â
Sedangkan alternatif kedua yang lebih ekonomis adalah dengan menaiki kapal taksi.
Untuk biaya tiket masuk, berdasarkan informasi dari situs resmi Taman Nasional Bunaken, wisatawan lokal akan dikenai biaya Rp5.000 per orang.Â
Sementara, wisatawan mancanegara akan dikenai biaya Rp150.000 per orang.
Dengan biaya masuk tersebut, kamu sudah bisa menikmati Taman Laut Bunaken seharian.
Jam bukanya 24 jam, meski beberapa fasilitas beroperasi pada jam-jam tertentu saja.
Â
Taman Laut Bunaken ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 730/Kpts-II/1991 pada tanggal 15 Oktober 1991.
Meskipun begitu, nama Bunaken sendiri telah dikenal sejak tahun 1885.Â
Setelah 90 tahun berlalu, tepatnya pada tahun 1975, wilayah ini ditemukan lagi oleh para pencari keindahan bawah laut.Â
Pada awalnya, kepulauan ini tidak dihuni oleh manusia, tetapi baru dihuni oleh masyarakat Tanjung Parigi setelah lokasinya ditemukan.
Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Wunakeng (berasal dari kata kiwunakeng), yang berarti rumah atau tempat tinggal.Â
Seiring berjalannya waktu, istilah Pamunakeng yang berarti tempat kapal bersandar lebih dikenal oleh masyarakat.Â
Pada tahun 1980, Gustaf Hendrik Mantik, Gubernur Sulawesi Utara saat itu menetapkan Bunaken sebagai salah satu tempat wisata Manado.Â
Sampai pada tahun 1984, ia semakin memperluas cakupan obyek wisata alam Bunaken.Â
Pada tahun 2005, kawasan Taman Nasional Bunaken diakui secara resmi sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Â
Menurut informasi dari situs resmi Taman Bunaken, kawasan ekosistem laut ini terbagi menjadi tujuh zonasi, yaitu
Pembagian ketujuh zona tersebut bertujuan untuk mengatur kegiatan yang diizinkan dan dilarang pada titik-titik tertentu.
Secara umum, Taman Nasional Bunaken memiliki tiga fungsi utama.Â
Pertama sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati, kedua sebagai pendukung kehidupan penduduk sekitar, dan ketiga sebagai pengembangan pariwisata.
Dari segi geografis, kawasan ini dibagi menjadi dua bagian utama.Â
Bagian utara melibatkan pulau-pulau seperti Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nian, dan pesisir Molas–Tiwoho.Â
Sementara itu, bagian selatan mencakup pesisir Desa Poopoh sampai Desa Popareng (Pesisir Arakan–Wawontulap).
Biasanya, para wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bunaken tertarik untuk menjelajahi kecantikan bawah lautnya.Â
Di sini, pengunjung dapat menikmati pesona Taman Bunaken kapan saja, meskipun disarankan untuk datang pada periode Juni hingga Agustus.Â
Pada musim kemarau atau pertengahan tahun, kondisi cuaca dan jarak pandang di bawah air cenderung kurang dari 5 meter.
Taman ini menyediakan 20 lokasi penyelaman (dive spot), dengan tingkat kedalaman yang bervariasi dan mencapai 1.344 meter.Â
Salah satu area paling diminati oleh para penggemar kegiatan bawah air adalah underwater great walls atau hanging walls.
Wisatawan juga bisa mengamati perilaku satwa seperti lumba-lumba, burung atau tarsius.
Selain itu, mereka juga bisa menikmati panorama sunset di sore hari yang cantik.
Hamparan pasir putih dan birunya air laut juga sangat cocok untuk diabadikan lewat kamera.
Tidak hanya menawarkan pesona alam, Taman Laut Bunaken juga menyuguhkan beragam kuliner yang dijajakan oleh masyarakat sekitar.
Â
Seperti diketahui, Taman Nasional Bunaken merupakan area konservasi yang mewakili keragaman ekosistem laut Indonesia.Â
Terletak di segitiga terumbu karang, kawasan ini telah menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis terumbu karang, ikan, moluska, reptil, dan mamalia laut.
Ekosistem karang di Bunaken bahkan menjadi rumah bagi sekitar 3.000 spesies ikan, termasuk ekor kuning, kuda laut, dan emperor angelfish.Â
Keanekaragaman hayati dan biota laut menjadi daya tarik utama bagi pengunjung Taman Nasional Bunaken.Â
Sebanyak lebih dari 58 genus dan sub-genus karang keras telah teridentifikasi di sini.Â
Jumlah spesies ikan mencapai lebih dari 2.000, sementara ikan kupu-kupu dapat dihitung paling sedikit 39 spesies.Â
Di samping itu, terdapat 28 spesies mangrove, sembilan spesies padang lamun, 200 spesies moluska, dan delapan spesies mamalia laut.
Tidak hanya itu, Taman Nasional Bunaken juga menjadi tempat ditemukannya spesies ikan purba, Coelacanth (Latimeria menadoensis) di sekitar Teluk Manado.Â
Penemuan pertama kali spesies ikan purba ini tercatat pada tahun 1998.