Alun-alun Tugu Malang merupakan salah satu landmark ikonik yang ada di Kota Malang, Jawa Timur.Â
Seperti namanya, alun-alun ini memiliki tugu yang menjulang sebagai pusat dari taman yang dikelilingi oleh kolam teratai.
Biasanya alun-alun Malang digunakan oleh para wisatawan untuk sekadar duduk-duduk santai atau berswafoto.
Namun di balik keindahannya, tempat ini menyimpan nilai sejarah sejak era kolonial serta filosofi yang cukup mendalam.
Â
Pembangunan awal Alun-alun Malang diprakarsai oleh pemerintah kolonial. Alun-alun ini dibangun pada tahun 1920 oleh orang Belanda bernama Thomas Karsten.
Tujuannya adalah untuk menghormati jasa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang mendirikan Kota Batavia (Jakarta).
Pada masa itu, bentuk alun-alun atau taman ini masih sederhana, hanya dibuat melingkar tanpa tugu dan tanpa pagar.Â
Jalan sekitarnya juga diberi nama dengan nama jenderal Belanda, sehingga daerah ini sangat kental dengan nuansa kehidupan orang Belanda.
Baru satu tahun setelah Indonesia merdeka atau tepatnya pada tahun 1946, muncul inisiatif untuk membangun tugu di tengah taman tersebut.Â
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Doel Arnowo yang disaksikan langsung oleh M Sardjono yang menjadi Wali Kota Malang saat itu.
Uniknya, pembangunan tugu di Alun-alun Tugu Kota Malang menjadi pembangunan monumen tugu pertama di Indonesia setelah merdeka.
Di tahun 1947, pembangunan monumen ini hampir selesai.
Sayang, monumen ini harus hancur saat Agresi Militer Belanda I.
Tentara Belanda dan Sekutu sengaja menghancurkan bangunan tersebut untuk melunturkan semangat arek-arek Malang.
Namun, tentu saja monumen itu tidak dibiarkan hancur begitu saja.Â
Pada tahun 1953, monumen di Alun-alun Kota Malang dibangun kembali, dan diresmikan langsung oleh Presiden Ir Soekarno.
Â
Taman Alun-Alun Kota Malang sendiri sudah mengalami beberapa perombakan menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi.Â
Namun tentunya, hal itu tidak mengubah nilai sejarah sekaligus filosofi dari Monumen Tugu.Â
Terdapat beberapa filosofi dari monumen ini:
Simbol ini dibuat untuk menyimbolkan hari kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus 1945.Â
Ada pula bunga teratai merah dan putih yang mengelilingi monumen, melambangkan warna dari bendera Indonesia.
Sebagai tempat bersejarah, Taman Alun-alun Tugu Kota Malang sangat mendapat perhatian lebih dari pemerintah Malang.
Ada harapan kalau generasi muda di kota tersebut dapat mengingat sejarah bagaimana masyarakat saat itu berjuang mengusir penjajah dari tanah Malang.
Â
Alun-Alun Tugu Malang tidak sekedar menjadi penghias kota atau halaman balai kota saja.
Lebih dari itu, alun-alun ini juga dimanfaatkan warga untuk melakukan aktivitas.
Ada yang berjalan di sekitar taman, naik sepeda, duduk-duduk santai, atau mengambil foto.
Bahkan, tak jarang ada turis asing yang ikut bersantai di taman alun-alun tersebut.
Pada malam hari, Alun-Alun Tugu Malang dihiasi dengan lampu hias yang menambah keindahan dari bangunan ini.Â
Â
Sebelumnya kita sudah membahas sejarah, filosofi, dan fungsi dari Alun-alun Malang.
Namun, di mana letak persisnya? Lokasinya tepat di tengah Kota Malang, yaitu di Jalan Tugu, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.Â
Letaknya dekat dengan Balai Kota Malang dan Stasiun Baru Kota Malang, sehingga memudahkan wisatawan dalam menemukan alun-alun ini.
Jika berminat berkunjung, Alun-Alun Kota Malang buka selama 24 jam setiap harinya.
Demikian informasi mengenai Alun-Alun Tugu Malang yang menarik diketahui.
Bagaimana, tertarik untuk berkunjung ke sini?