Jawa Timur mempunyai lebih dari satu wilayah metropolitan. Selain Gerbangkertosusila (yang meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan), ada juga Malang Raya.
Wilayah metropolitan tersebut terdiri dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Dulu disebut karesidenan (termasuk Kabupaten Probolinggo, tetapi sekarang hanya tiga wilayah dataran tinggi).
Jumlah penduduk Malang mendominasi Jawa Timur. Survei demografi 2020 menunjukkan Kabupaten Malang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 2.654.448 jiwa.
Sementara jumlah penduduk se-Malang Raya lebih dari 3.000.000 jiwa. Secara tidak langsung menunjukkan bahwa wilayah metropolitan Jawa Timur ini diminati oleh masyarakat sebagai area domisili.
Berada di dataran tinggi, Malang memang mempunyai banyak daya tarik. Salah satunya adalah udara sejuk sehingga bisa tetap nyaman tanpa menggunakan air conditioner (AC).
Bahkan pada pertengahan tahun, sering ada salju tipis dan embun beku. Fenomena alam ini terjadi di wilayah pegunungan Malang dengan ketinggian 2.000 meter lebih di atas permukaan laut.
Kendati demikian, Malang juga mempunyai dataran rendah berupa pesisir Laut Selatan Jawa. Di sini terdapat Pantai Balekambang, Pantai Ngantep, Pantai Batu Bengkung, Pantai Bajulmati dan sebagainya.
Keindahan pantai-pantai di atas cukup mencengangkan dan menarik untuk dijelajahi. Bahkan, ada satu pantai yang disebut “Raja Ampatnya Jawa Timur”, yaitu Pantai Gatra yang penuh gugusan karang.
Jika dilihat dari sisi hidrografi, maka penduduknya pun tidak akan kesulitan air bersih. Pasalnya, Malang mempunyai banyak mata air, salah satunya di lereng Gunung Arjuno (gunung tertinggi kedua di Jawa Timur).
Ketersediaan air bersih tentunya sangat penting untuk diperhatikan, karena air sumber kehidupan. Biasanya, makin melimpah air bersih, makin baik pula kualitas kesehatan masyarakatnya.
Kemudian dari segi bahasa, dialek bahasa Jawa di Malang hampir sama dengan dialek Surabaya. Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa prokem terbalik atau disebut juga bahasa Walikan.
Sebagai informasi, Walikan merupakan subdialek yang sering dituturkan oleh orang-orang Malang. Ciri khasnya yaitu pembentukan kosakata baru dengan membalikkan fonem pada kosakata Jawa atau Indonesia (contoh boso menjadi osob).
Sementara dari segi budaya, Malang hanya sedikit dipengaruhi oleh budaya Mataraman, tidak seperti kota dan kabupaten lain. Pasalnya, wilayah ini merupakan kawasan arek (sebutan untuk keturunan Ken Arok).
Selain itu, Malang banyak mewarisi bangunan kuno. Beberapa sisa masa kolonialisme Hindia Belanda menjadi ikon wilayah, di antaranya Gereja Ijen, Gereja Kayutangan, Balai Kota Malang, RSU Lavalette dan banyak lagi.
Menariknya lagi, aneka tempat wisata modern di Jawa Timur juga lahir di Malang. Puluhan objek vakansi bisa dikunjungi bersama keluarga seperti Batu Flower Garden, Malang Night Paradise, Jatim Park dan lain sebagainya.
Malang pun mempunyai wisata candi eksotis yang penuh nilai sejarah. Ada Candi Singosari di Singosari, Kabupaten Malang, Candi Jago di Tumpang, Kabupaten Malang, Candi Kidal di lembah Gunung Bromo, Candi Badut di Kota Malang dan masih banyak lagi.
Keistimewaan lainnya, Malang merupakan kota pendidikan sejak zaman dahulu. Banyak pusat keagamaan terkenal seperti Pondok Pesantren Al Hikam pimpinan KH Hasyim Muzadi, Seminari Alkitab dan lain-lain.
Sederet perguruan tinggi negeri terbaik juga hadir di Malang, sebut saja Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Politeknik Negeri Malang. Sedangkan swasta antara lain Universitas Muhammadiyah Malang dan Institut Teknologi Nasional.
Di samping pusat pendidikan, tentu saja fasilitas publik lain turut melengkapi mulai dari transportasi, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan dan sebagainya. Semua menopang kehidupan masyarakat dengan baik.
(1-04-1914)
(844,933)
(5)
(57)
(2,994,143)
(19° - 31°C)
(13 km/jam)
(57%)
(5 dari 10)
(145,3 km²)