Cirebon
Kota Cirebon lokasinya cukup strategis karena berada di pantai utara Pulau Jawa. Cek selengkapnya!
Cirebon adalah kota di Jawa Barat yang dikenal sebagai salah satu penghasil udang rebon terbaik.
Tak ayal, kota yang berdiri pada 4 Agustus 1950 itu tenar dengan julukan Kota Udang.
Menurut sejarah, udang rebon sudah menjadi komoditas utama masyarakat Cirebon sejak era kepemimpinan Pangeran Cakrabuana, alias Raden Walangsungsang.
Menariknya hasil tangkapan laut itu tidak hanya dijual, tetapi juga diolah menjadi berbagai macam bahan makanan seperti terasi dan petis.
Hasil olahan tersebut cukup disukai oleh banyak orang, termasuk para pelancong dan pendatang.
Maka itu, terasi dan petis pun menjadi oleh-oleh khas Cirebon.
Menyoal sejarah berdirinya Cirebon, pada awalnya wilayah ini hanya sebuah desa kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa.
Namun, kemudian berkembang menjadi desa yang ramai dan diberi nama Caruban.
Kata Caruban diambil dari bahasa Jawa, yang berarti “bersatu padu”.
Selaras dengan penamaan tersebut, masyarakat Cirebon sendiri terdiri dari berbagai macam suku, seperti dari Jawa, Melayu, Sunda, China, dan Arab yang saling bersatu padu.
Seiring waktu, pelafalan kata “caruban” berubah menjadi “carbon” dan akhirnya disebut “cirebon”.
Nama Cirebon berasal dari bahasa Sunda, cai (air) dan rebon (udang kecil).
Penamaan tersebut selaras pula dengan mata pencaharian mayoritas penduduk Cirebon, yakni nelayan dan pengolah udang rebon.
Dalam perjalanannya, kota ini menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia.
Sehingga selain dijuluki Kota Udang, Cirebon pun memiliki julukan lain seperti Kota Para Wali.
Julukan tersebut disematkan lantaran Cirebon menjadi tempat penyebaran Islam yang dibawa oleh Wali Songo secara masif.
Adalah Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, yang menjadi sosok sentral di balik persebaran agama Islam di Cirebon.
Secara geografis, kota ini berada di pesisir Utara Pulau Jawa, serta menghubungkan wilayah Jakarta-Semarang-Surabaya.
Lokasi kota ini cukup strategis karena berada di pantai utara Pulau Jawa.
Menurut data BPS, Kota Cirebon memiliki luas wilayah administrasi 37,36 kilometer persegi yang terbagi dalam lima kecamatan.
Cirebon juga berstatus kota pelabuhan di Indonesia, sejak dulu Kota Udang sudah menjadi pintu gerbang kegiatan usaha melalui jalur laut.
Pelabuhan Cirebon juga menjadi salah satu tempat singgah kapal asing yang mengangkut berbagai komoditas strategis.
Adalah Pelabuhan Cirebon yang menjadi landmark maritim di kota ini.
Pelabuhan Cirebon dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1865.
Tujuan pembangunan pelabuhannya adalah untuk mengangkut berbagai hasil bumi dari Pulau Jawa.
Saat ini, Pelabuhan Cirebon berperan sebagai gerbang perekonomian Jawa Barat.
Selain itu, ini merupakan pelabuhan alternatif bagi Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya dalam melayani kegiatan perdagangan antar-pulau.
Selain terasi dan petis, wisata sejarah menjadi salah satu daya tarik Cirebon.
Di kota ini, terdapat empat keraton yang bisa dikunjungi oleh para pelancong.
Keempat keraton tersebut adalah Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kaprabonan.
Selain keraton, ada pula Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang tergolong objek wisata sejarah dan religi.
Masjid ini dibangun pada tahun 1498 oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati, dan berada di bagian luar Keraton Kasepuhan.
Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat dari Majapahit, bersama dengan 200 orang pembantunya dari Demak.