Bendungan Katulampa adalah infrastruktur yang dibangun untuk peringatan dini atas air yang mengalir ke Jakarta, serta sebagai sarana irigasi lahan.
Hingga sekarang, Bendungan Katulampa cukup populer. Infrastruktur ini kerap muncul pada berita-berita di media nasional ketika musim banjir datang.
Di samping itu, bendungan yang berlokasi di Bogor ini juga sering dikunjungi warga sebagai objek wisata. Tak jarang orang datang ke bendungan ini untuk kemudian mengambil swafoto.
Alamat Bendung Katulampa ada di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat. Lokasinya dekat dengan Tol Jagorawi dan permukiman warga.
Adapun Tol Jagorawi terletak di sebelah timur laut bendungan.Â
Sementara itu, permukiman seperti Citra Residence, Perumahan Pesona Griya Indah, dan Perumahan Villa Tajur berada di sebelah selatan bendungan.
Kemudian, di atas Bendungan Katulampa, terdapat jalan yang menjadi penghubung dua wilayah, yakni kawasan RT 04/RW 19, Katulampa dengan kawasan RT 01/RW 12, Sindangrasa.
Pembangunan Bendung Katulampa dimulai pada 16 April 1911, selesai pada awal Oktober 1912, dan baru diresmikan pada 11 Oktober 1912.
Sosok yang menjadi arsiteknya adalah Ir Hendrik Van Breen. Proyek pembangunan ini menelan biaya sampai 80.000 gulden.
Pada saat awal pembangunannya, bendungan ini memiliki panjang total 74 meter. Lalu, pintu airnya ada dua dengan lebar masing-masing empat meter.
Bukan hanya untuk pengendalian banjir, bendungan ini juga memiliki fungsi sebagai sistem irigasi melalui kanal Oosterslokkan.
Ada sekitar 10.000 bouw sawah yang teraliri di sekitar lokasi bendungan. Satu bouw sama dengan 0,7 hektare.
Pada saat peresmiannya, sejumlah pejabat di lingkungan Hindia Belanda turut hadir.
Sejarah mencatat, yang hadir pada peresmian adalah: Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg, Kepala Insinyur Negara Roos, Ir. Van Dissel, Ir. Hendrik van Breen, pengawas Leuwiliang dan Bogor, anggota dewan Ebbink, administrator D. Veenstra (Ciluar), Mulder (Kedung Halang), Valette (Pondok Gede), Sol (Ciomas), Residen Batavia, Asisten Residen (setingkat wedana) Bogor, dan para patih Bogor, Batavia dan Meester Cornelis (sekarang Jatinegara).
Peresmiannya dimeriahkan dengan pertunjukan gamelan, tari-tarian, dan upacara selamatan.
Singkat cerita, pada 2004, Bendungan Katulampa untuk pertama kalinya direnovasi.
Total anggaran yang harus dikeluarkan dari dana Anggaran Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah Rp300 juta.
Berkat renovasi tersebut, bendungannya akhirnya dilengkapi pengontrol dasar sungai, jembatan Katulampa, dan pembuatan alat ukur saluran induk.
Â
Bendungan Katulampa kerap disangka sebagai infrastruktur yang berfungsi untuk menampung banyak air.
Jadi, ketika ada isu bendungan ini jebol, banyak warga Jakarta khawatir airnya menerjang dan mengakibatkan banjir.
Padahal, fungsi Bendungan Katulampa merupakan pusat pemantau dan untuk irigasi di Bogor.
Adapun air yang mengalir ke Bendung Katulampa berasal dari hulu sungai di daerah Cisarua, Telaga Warna, Puncak, dan Sungai Ciliwung.
Â
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Bendungan Katulampa juga kerap dijadikan objek wisata.
Sehari-harinya, pengunjung yang datang ke bendungan ini memang tidak seramai ke tempat wisata dengan wahana permainan atau pemandangan alam.
Namun, selalu ada saja orang yang menyempatkan datang ke Bendungan Katulampa, baik untuk sekadar berfoto atau melihat aliran air Sungai Ciliwung di bawahnya.
Daya tarik dari bendungan ini tentu terlihat dari struktur bangunannya yang kokoh, meskipun sudah berdiri selama puluhan tahun.
Lalu, objek wisata lainnya tidak terletak di bendungan utamanya, tapi di kawasan lain di Kecamatan Katulampa.
Objek wisata tersebut misalnya adalah Kampung Warna-warni, Tebing Gricil, dan Kampung Air.
Kegiatan menarik yang bisa dilakukan di ketiga tempat tersebut adalah memancing, arung jeram, berkemah, dan berolahraga lari.
Â
Ketinggian air di Bendungan Katulampa tentu terus dipantau oleh petugas.
Pencatatan tersebut telah berlangsung sejak bendungan tersebut berdiri.
Karena itu, datanya bisa dijadikan acuan, baik saat awal musim hujan atau ketika musim kemarau.
Petugas mencatat ketinggian air di Bendung Katulampa setiap hari selama 24 jam.
Anda pun bisa melihat data ketinggian air di Bendungan Katulampa melalui tautan berikut ini: https://bpbd.jakarta.go.id/waterlevel.