Kabupaten Karanganyar
Lihat keunggulan Karanganyar, wilayah prospektif untuk investasi properti! Banyak fasilitas publik, objek wisata.
Karanganyar berada dalam radius 14 kilometer dari Kota Solo. Dulunya wilayah ini adalah sebuah dusun kecil yang masuk Keresidenan Surakarta. Namun, kini telah menjelma menjadi bagian dari wilayah metropolitan Solo Raya.
Sebagai penyangga Kota Solo, Karanganyar menawarkan prospek cerah untuk investasi properti. Pasalnya, kabupaten ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, bahkan beberapa wilayahnya ditetapkan dalam program pengembangan kawasan industri.
Infrastruktur Karanganyar pun terbilang mapan, apalagi wilayah ini dilalui oleh Jalan Tol Solo Ngawi yang membentang sepanjang 90 kilometer sehingga, memudahkan mobilitas ke kawasan Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo.
Selain Simpang Susun Bandara Adi Soemarmo, jalan tersebut mempunyai persimpangan besar lainnya. Sebut saja Simpang Susun Colomadu, Simpang Susun Ngemplak, Simpang Susun Gondangrejo, Simpang Susun Karanganyar dan sebagainya.
Tentunya masih banyak daya tarik yang dimiliki oleh Karanganyar bukan hanya dari aspek pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur saja. Kabupaten ini pun mempunyai kecamatan eksklave, segudang tempat wisata dan masih banyak lagi.
Karanganyar terbilang wilayah unik, lantaran mempunyai kecamatan eksklave yang terletak di antara Boyolali, Sukoharjo dan Kota Solo. Ada pun pengertian eksklave, yaitu wilayah yang terpisah dan/atau terkurung di wilayah lain.
Kecamatan eksklave di Karanganyar adalah Colomadu dengan luas wilayah 15,64 kilometer persegi. Wilayah ini terletak di koridor barat Kota Solo, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Boyolali dan di sebelah selatan berbatasan dengan Sukoharjo.
Meskipun luasnya kecil, suasana khas wilayah metropolitan begitu terasa di Colomadu. Di sini terdapat deretan hotel berbintang, banyak pilihan kafe hingga restoran mewah untuk hangout atau berkumpul bersama orang-orang yang Anda sayangi.
Saat ini Colomadu mempunyai lebih dari 75.000 jiwa yang tersebar di 11 desa. Kesebelas desa tersebut di antaranya Baturan, Blulukan, Bolon, Gajahan, Gawanan, Gedingan, Klodran, Malangjiwan, Ngasem, Paulan, serta Tohudan.
Bupati Karanganyar (masa jabatan 2018⎼2023) menempatkan kecamatan ini sebagai wilayah modernisasi. Pasalnya, banyak sektor yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi seperti bisnis barang dan jasa, wisata dan industri.
Berikutnya, Karanganyar adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah. Asal-usulnya dimulai dari era kekuasaan Mataram Islam sampai akhirnya menjadi kabupaten penyangga bagi Kota Solo.
Nama Karanganyar sendiri diberikan oleh Raden Mas Sahid (Pangeran Sambernyawa), pendiri Kadipaten Mangkunegaran sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia. Konon, kabupaten ini dulunya adalah wilayah yang sangat penting bagi sang pangeran.
Karanganyar menjadi kabupaten pada 19 April 1945, tepatnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Seiring dengan perkembangan wilayah, banyak objek wisata menarik yang dibuka untuk masyarakat lokal maupun luar kabupaten.
Saking banyaknya objek wisata, Karanganyar ini diberi julukan Bumi Intanpari (akronim dari industri, pertanian dan pariwisata). Berdasarkan data dari situs resmi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), Karanganyar mempunyai 24 desa wisata.
Objek wisata populer di Karanganyar antara lain Agrowisata Sondokoro, Air Terjun Jumog, Alun-alun Karanganyar, Candi Cetho, Gunung Lawu, Kebun Teh Kemuning dan masih banyak lagi. Deskripsi selengkapnya bisa Anda lihat di bawah.
Saat ini Karanganyar mempunyai 17 kecamatan dengan luas wilayah mencapai 775,44 kilometer persegi. Beberapa di antaranya menjadi kawasan industri yang turut menghidupkan roda perekonomian Jawa Tengah.
Kawasan industri Karanganyar meliputi Gondangrejo, Tasikmadu, Kebakkramat, dan Jaten. Sektor industri yang hidup di keempat wilayah tersebut pun bermacam-macam, seperti Gondangrejo tumbuh dengan industri recycle-nya.
Sementara itu, di Tasikmadu tumbuh industri pangan. Di sini terdapat Pabrik Gula Tasikmadu yang beroperasi selama 24 jam penuh. Ada pun kawasan industri terbaru antara lain Colomadu, Karanganyar dan Mojogedang.
Selain recycle dan pangan, industri garmen dan tekstil pun cukup banyak. Sebagian besar beroperasi di sekitar perbatasan Kabupaten Karanganyar, Sragen dan Surakarta. Lalu ada beberapa industri hilir, misalnya pengolahan bijih plastik dan pengemasan.
Industri jasa juga mulai maju seiring banyaknya objek wisata di Karanganyar. Penginapan-penginapan menjamur mulai dari resort, hotel, sampai homestay. Begitu juga dengan industri properti, di sini banyak pilihan rumah bersubsidi maupun komersial.
(18-11-1917)
(938.808)
(17)
(177)
(2.064.313)
(23° - 31°C)
(6 km/jam)
(68%)
(4 dari 10)
(773,7 km²)